Jalur Kereta Api Imperial Jepang/DKARI Saketi - Bayah (1944 - 1951)

 Jalur kereta api Saketi - Bayah adalah jalur kereta api yang menghubungkan antara Kota Kecamatan Saketi ke Bayah. Kedua kota tersebut berada di wilayah Provinsi Banten, lebih tepatnya Kota Saketi di wilayah Kabupaten Pandeglang, sedangkan Kota Bayah di wilayah Kabupaten Lebak. Kota Saketi sendiri sebelumnya telah dihubungkan jalur kereta api oleh StaatsSpoorwegen di lintas Rangkasbitung - Labuan. Jalur kereta api ini sangat unik karena merupakan salah satu jalur kereta api yang dibangun bukan oleh Pemerintah Hindia Belanda, melainkan oleh Pemerintah Imperial Jepang. Jalur ini direncanakan untuk dibangun mulai Tahun 1942, tetapi baru bisa dioperasikan pada Tahun 1944. Dalam pembangunannya, Pemerintah Imperial Jepang banyak menggunakan tenaga romusha dari penduduk Indonesia, dimana mungkin banyak dari tenaga romusha tidak mendapat perlakuan yang layak dalam pelaksanaan pembangunan jalur kereta. 

Jalur ini dibangun pada awalnya adalah untuk mengangkut hasil tambang batu bara di Gunung Mandur yang sangat diperlukan oleh Pemerintah Jepang dalam mendukung kebutuhan perang. Oleh karena itu juga dari Bayah jalur ini teruskan ke Gunung Mandur sepanjang kurang lebih 6 Km, hanya lebar rel yang digunakan lebih kecil (700 mm) dari lebar rel di Jalur utama Saketi - Bayah (1061 mm). Setelah Indonesia merdeka, jalur ini dikelola oleh DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia). Dalam perjalanannya, jalur ini sempat dinonaktifkan akibat kekacauan masa perang kemerdekaan antara Tahun 1946 -1947, kemudian diaktifkan lagi sampai kemudian dinonaktifkan total pada Tahun 1951 akibat pemasukan operasional yang tidak berimbang dengan pengeluaran pelaksanaan transportasi. 

Stasiun Saketi Kondisi Tahun 2021

Beberapa stasiun dan halte pernah dibangun di sepanjang jalur ini, namun kebanyakan sudah hilang tak berbekas. Stasiun yang masih ada dan utuh hanya tersisa Stasiun Saketi saja, dan itupun sudah non aktif karena jalur kereta api lintas Rangkasbitung - Labuan juga sudah tidak aktif. Demikian pula prasarana perkeretaapian kini sudah praktis tidak banyak tersisa. 


Komentar

Postingan Populer